Jangan Lupa FOLLOW Blog ini Ya.....

Proposal Thesis Wahid Ali

OUTLINE

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

D. Kerangka Pemikiran dan Kajian Pustaka

E. Signifikansi Penelitian

F. Metodologi Penelitian


BAB II. LANDASAN TEORIS DAN KAJIAN PUSTAKA


A. Landasan Teoritis

B. Kajian Pustaka

BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian

B. Kolaborator

C. Subyek Penelitian

D. Instrumen Penelitian

E. Tehnik Analisis Penelitian

F. Tehnik Analisis Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian dan Pembahasan Siklus I

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan Siklus II

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

PENGARUH MATA PELAJARAN AKHLAK TERHADAP PRESTASI BELAJAR DAN PRILAKU SISWA TSANAWIYAH NEGERI RANCA GOONG KECAMATAN CILAKU KAB. CIANJUR



A. Latar Belakang Masalah

Individu manusia lahir tanpa memiliki pengetahuan apapun, tetapi ia telah dilengkapi dengan fitrah yang memungkinkannya untuk menguasai berbagai pengetahuan dan peradaban. Dengan memfungsikan fitrah itulah ia belajar dari lingkungan dan masyarakat orang dewasa yang mendirikan institusi pendidikan. Kondisi awal individu dan proses pendidikannya tersebut diisyaratkan oleh Allah di dalam firman Nya surat An-Nahl 78:

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati,agar kamu bersyukur”

Akhlak yang baik dapat diupayakan, salah satunya melalui pendidikan. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Ibn Maskawaih, bahwa akhlak itu sifatnya alami dan dapat berubah dengan cepat atau lambat melalui disiplin atau nasihat-nasihat yang mulia. Pendapat ini diperkuat oleh al-Ghazali yang pendidikan tidak mungkin terjadi.[1]. Oleh karenanya, dapat dikatakan bahwa pendidikan dapat merubah atau meningkatkan kualitas akhlak sehingga tercapai akhlak yang baik. Dan untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan ragam, corak atau model pendidikan tersendiri, mengingat akhlak memeliki karakteristik merupakan kegiatan manusia untuk memanusiakan manusia sendiri, yaitu agar manusia berbudaya. Meskipun pendidikan merupakan gejala yang universal atau
tertentu yang berbeda dengan tujuan pendidikan lainnya

Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal di dalam kehidupan manusia. Dimanapun dan kapanpun di dunia ini terdapat pendidikan. Pendidikan umum dalam kehidupan masyarakat, namun perbedaan pandangan hidup atau filsafat yang dianut oleh masing-masing bangsa atau masyarakat bahkan individu menyebabkan adanya perbedaan di dalam menyelenggarakan kegiatan pendidikan tersebut. Dengan demikian selain bersifat universal, pendidikan juga bersifat nasional bahkan dapat pula bersifat individual. Pendidikan merupakan perbuatan atau tindakan yang diarahkan kepada manusia agar potensi-potensi yang dimiliki individu tersebut dapat ditumbuh-kembangkan secara nyata.
Dengan demikian, tujuan nasional suatu pendidikan sangat dipengaruhi oleh falsafah atau pandangan hidup yang dianut oleh suatu bangsa. Juga halnya dengan pendidikan di negara Indonesia mempunyai tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3yangberbunyi:

“Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,sehat,berilmu,cakap,kreatif,mandiri,dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung-jawab”.

Agar tujuan pendidikan nasional ini tercapai, maka harus didirikan institusi-institusi pendidikan (Sekolah). Diadakannya setiap bagian itu, misalnya institusi-institusi, tentulah mempunyai tujuan. Meskipun tujuan dari setiap institusi itu tidak sama, tetapi tetap tidak keluar dari tujuan yang pokok ialah mendukung tujuan pendidikan nasional. Tujuan Institusional adalah tujuan pendidikan yang hendak dicapai melalui tingkat dan jenis pendidikan tertentu.

Suatu institusi misalkan Madrasah Tsanawiyah Ranca Goong, memiliki tujuan institusional yang harus dicapai. Oleh karena itu sesuai dengan namanya institusi pendidikan, institusi itu menyediakan sejumlah bidang studi yang ditawarkan kepada pelajar untuk dikuasainya. Tujuan yang harus dicapai pada bidang studi itu disebut tujuan kurikuler. Karena setiap bidang itu luas, maka bidang-bidang studi itu dibagi-bagi kedalam pokok bahasan-pokok bahasan (topik-topik) yang diajarkan yang tujuan mengajarkannya disebut tujuan intruksional.

Pendidikan agama Islam yang merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan di institusi-institusi juga mempunyai tujuan-tujuan tertentu. Agar tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai seoptimal mungkin sesuai yang diharapkan, maka dalam mengajarkannya diperlukan suatu strategi yang baik dalam mengajarkannya. Disamping itu yang tak kalah pentingnya adalah dibutuhkan disiplin belajar yang tinggi dari setiap siswa sebagai modal utama agar keberhasilan penyampaian materi dapat diserap dengan baik.
Keberhasilan kegiatan belajar mengajar semata-mata tidak hanya dapat dibebankan kepada guru semata, akan tetapi kepada semua komponen yang saling mendukung baik kepala sekolah, guru terlebih-lebih adalah siswa sebagai obyek sekaligus subyek dari pelaksanaan transformasi pengetahuan.
Dengan adanya perubahan sistem belajar mengajar, tentunya siswa dituntut untuk belajar lebih aktif, efektif dan efisien baik belajar secara individu maupun belajar secara kelompok. Agar dalam belajar itu lebih efektif dan efisien, maka siswa perlu aturan-aturan atau tata tertib sebagai pedoman dalam belajar, baik tata tertib yang dibuat oleh sekolah atau tata tertib yang dibuat sendiri sebagai aturan di rumah.
Jadi pada dasarnya kedisiplinan itu merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan, begitu juga dalam pendidikan dan pembelajaran . Karena anak yang mempunyai IQ ( kemampuan berfikir ) yang tinggi mungkin akan mengalami kegagalam dalam mencapai prestasinya disebabkan kurang disiplin dalam belajar. Sebaliknya semakin tinggi kedisiplinan yang diberikan kepada siswa semakin berhasil pula prestasinya.

Pendidikan akhlak memegang peranan penting dalam pembinaan prilaku siswa baik ketika di sekolah maupun setelah siswa kembali ke rumah atau masyarakat. Hanyasaja, perlu kiranya diukur seberapa besar pengaruh pelajaran akhlak di lembaga tertentu untuk menjadi dasar atau barometer lembaga. Meskipun pendidikan akhlak bukan satu-satunya pembentuk prilaku siswa tapi perlu diteliti prosentase keterpengaruhan prilaku siswa dari efek pembelajaran aklak sebagai bahan evaluasi ke depan. Mengingat akhak merupakan inti dari ajaran agama.

Dari hal-hal dan fenomena tersebut diatas, maka mendorong penulis untuk meneliti bagaimana pengaruh kedisiplinan siswa di bidang Pendidikan agama Islam terhadap kemampuan berpendidikan agama Islam dengan mengambil judul penelitian :

“Pengaruh Mata Pelajaran Akhlak terhadap Prestasi dan Prilaku Siswa Tsanawiyah Negeri Ranca goong Kecamatan Cilaku Kab. Cianjur”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan diatas, masalah-masalah yang muncul kemudian untuk di teliti dapat diidentifikasi dengan adanya pengaruh mata pelajaran akhlaq terhadap presrtasi belajar dan prilaku siswa Mts Negeri Rancagoong yang mana dirumuskan dalam pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :

1. Apakah ada pengaruh pendidikan akhlak terhadap prestasi belajar pada siswa MTsN Ranca Goong Kecamatan Cilaku Kab. Cianjur?

2. Apakah ada pengaruh pendidikan akhlak terhadap prilaku pada siswa MTsN Ranca Goong Kecamatan Cilaku Kab. Cianjur?

3. Apakah ada pengaruh pendidikan akhlak terhadap prestasi belajar dan prilaku pada siswa MTsN Ranca Goong Kecamatan Cilaku Kab. Cianjur?

4. Apakah ada hubungan antara akhlak dan perilaku.?

C. Tujuan Penelitian

1. Apakah ada pengaruh pendidikan akhlak terhadap prestasi belajar pada siswa MTsN Ranca Goong Kecamatan Cilaku Kab. Cianjur?

2 Apakah ada pengaruh pendidikan akhlak terhadap prilaku pada siswa MTsN Ranca Goong Kecamatan Cilaku Kab. Cianjur?

3. Apakah ada pengaruh pendidikan akhlak terhadap prestasi belajar dan prilaku pada siswa MTsN Ranca Goong Kecamatan Cilaku Kab. Cianjur?

4. Apakah ada hubungan antara akhlak dan perilaku.?

D. Kegunaan Penelitian

Sedangkan kegunaan penelitian ini adalah :

1. Guna menambah khazanah ilmu pengetahuan dalam bidang ilmu pendidikan

2. Guna menambah pengetahuan tentang strategi peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa disekolah.

3. Sebagai masukan dalam mengembangkan mutu pendidikan di sekolah.

E. Kerangka Pemikiran

Dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa, tidaklah cukup dengan hanya memiliki kecerdasan berfikir dan kemampuan intelektual saja, tetapi juga harus disertai dengan kesehatan mental dan budi pekerti yang luhur atau akhlak yang mulia. Sebagian besar masyarakat berpandangan bahwa upaya untuk meningkatkan kecerdasan berpikir, pembangunan mental, budi pekerti atau akhlak mulia adalah tugas dunia pendidikan atau secara khusus tugas sekolah.

Dewasa ini, keberadaan sekolah benar-benar sangat diperlukan, karena sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang menyelenggarakan proses belajar mengajar untuk membimbing, mendidik, melatih dan mengembangkan kemampuan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan diantaranya adalah menjadi manusia yang berbudi pekerti atau akhlak yang luhur. Hal tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan nasional Indonesia sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 : …bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab[2] (UU Sisdiknas, 2003:7)

Akan tetapi, sangat disayangkan bahwa pada kenyataannya tidak sedikit pelajar yang kerap kali menunjukkan perilaku yang tidak terpuji dalam kesehariannya. Kita sering mendengar banyaknya kasus tawuran antar pelajar, keterlibatan penggunaan obat-obatan terlarang, sex bebas di kalangan pelajar sekolah, terutama di kot-kota besar. Kenyataan ini menunjukkan bahwa pembinaan perilaku atau akhlak tidaklah mudah dilakukan dan harus ditangani dengan sungguh-sungguh.

Term akhlak, moral atau etika serta nilai dan sejenisnya dewasa ini mendapat porsi perhatian yang lebih terutama sejak terjadinya krisis di Indonesia. Hal tersebut terjadi karena diyakini, penyebab terjadinya krisis dikarenakan lemahnya akhlak, moral etika sarta nilai para pemimpin bangsa ini. Terjadinya krisis di Indonesia disebabkan oleh kemorosotan akhlak, Krisis ekonomi, moneter politik, yang ditandai dan diawalai dengan munculnya korupsi yang sudah menjadi kebiasaan buruk yang dibiasakan. Korupsi tentunya lahir dari seseorang yang berakhlak jelek. Akhlak seseorang yang jelek setidaknya merupakan tanda bahwa imannya lemah. Dan ini semua, dihasilkan oleh desain pendidikan yang salah.[3]

Untuk memperjelas arah dan batas-batas permasalahan yang akan dibahas selanjutnya, disamping rumusan masalah diatas dipandang perlu dijelaskan beberapa terminologi yang dapat memalingkan orientasi makna dari yang sebenarnya dikehendaki penulis sesuai dengan judul yang diajukan, uraian penjelasan itu dapat dideskripsikan sebagai berikut

Pengaruh merupakan suatu bentuk hubungan korelasional di mana antara keadaan atau variable satu dengan yang lain mempunyai hubungan sebab akibat, keadaan yang pertama diperkirakan menjadi penyebab atau berpengaruh bagi keadaan yang kedua. Pengertian pengaruh dalam penelitian ini adalah bentuk hubungan antar variable tingkat pendidikan orang tua yang menjadi sebab berpengaruh bagi motivasi belajar dan prestasi belajar, dengan demikian diperkirakan antara variable tingkat pendidikan orang tua dan motivasi belajar dan prestasi belajar mempunyai hubungan sebab akibat.[4]

Istilah akhlak, secara etimologis berasal dari bahasa arab Huluq (huluqun) yang menurut lughot diartikan budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabi’at. Huluq ( bentuk jama dari hulqun ) merupakan gambaran sifat batin manusia, akhlak merupakan gambaran bentuk lahir manusia.

Secara Istilah para ahli berbeda pendapat tentang definisi akhlak tergantung cara panadang masing-masing. Zakiyah Drajat mengemukakan bahwa akhlak ialah kelakuan yang timbul dari hasil perpaduan antara hati nurani, pikiran, perasaan bawaan dan kebiasaan yang menyatu, membentuk satu kesatuan tindak akhlak yang dihadapi dalam kenyataan hidup keseharian, dari kelakuan itu lahirlah pearasaan moral yang terdapat dalam diri manusia sebagai fitrah, sehingga mampu membedakan mana yang jahat dan mana yang bermanfa’at dan mana yang tidak berguna, mana yang cantik dan mana yang buruk.[5]

Sementara itu Anas Ismail Abu Daud mendefinisikan akhlak sebagai berikut :

Akhlak adalah perilaku jiwa yang tercermin dalam perbuatan dengan mudah dan gampang tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Jika perilku yang muncul dari jiwa itu adalah perbuatan yang baik seara akal dan syari’at, maka perilaku itu disebut dengan akhlaq yang terpuji. Sebaliknya jika perilaku yang muncul dari jiwa itu adalah perbuatan yang jelek, maka perilaku itu disebut dengan akhlak yang tercela.[6]

Sementara Al-Ghazali mendefinisikan akhlak sebagai berikut : yaitu sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.[7]

Adapun indikator dari mata pelajaran akhlak terpuji yaitu :

(1) Ikhtiar, (2) Tawakal, (3) Sabar, (4) Sykuku,r (5) Qana’ah, dan indikator darri mata pelajaran akhlak buruk yitu : (1) Ananiyah (2) Putus asa (3) Pemarah, (4) Tamak, dan (5) takabur

Prestasi belajar merupakan hasil proses belajar yang optimal dari individu yang ditandai yang ditandai dengan berubahnya seluruh aspek.[8]. Abin Syamsudin, mengatakan bahwa prestasi belajar adalah kecakapan nyata yang dapat diuji dan didemonstrasikan berdasarkan cara, bahan dan hal-hal tertentu yang dialamunya.[9]

Indikator prestasi belajar dapat diketahui dengan mengadakan tes, baik tes formatif maupun sumatif dengan mengakomodir aspek-aspek yang meliputi :

(1) dominan kognitif (pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi), (2) dominan afektif (penerimaan, pemberian respon, penilaian pengorganisasian dan pengkaraterisasian), dan (3) domain psikomotor (keterampilan bergerak dan bertindak, kecakapan, ekspresi verbal dan non verbal)[10]

Sedangkan prestasi belajar yang dicapai siswa melalui proses belajar mengajar secar optimal dapat dirincikan seperti : (1) kepuasan dan kebanggaan yang dapat membutuhkan motivasi belajar intrinsik pada siswa, (2) menambah keyakinan akan kemampuan dirinya. Artinya, siswa tahu kemampuan dirinya dan percaya bahwa ia punya potensi yang dapat ia kembangkan, (3) prestasi belajar yang dicapai bermakana bagi diri siswa, seperti tahan lama ingatannya, membentuk perilaku, kemauan dan kemampuan belajar sendiri serta mampu mengembangkan kreartivitasny, (4) prestasi belajar yang diperoleh bersifat menyuluruh (komprehensio, yakni meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik, dan (5) kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan dirinya dalam menilai hasil maupun proses dan usah belajarnya.

Dengan demikian, prestasi belajar merupakan kemampuan yang diperoleh siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar, yang berupa, pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai hasil dari usaha belajar yang telah dialaminya dalam periode tertentu setelah diuji dan dinyatakan dalam bentuk nilai. Seorang siswa dapat dipandang memiliki kualitas prestasi belajar yang baik apabila ia telah berhasil mancapai taraf kualitas tertentu.

Penelitian tentang pengaruh pengajaran akhlak terhadap prestasi dan prilaku siswa di MTsN Rancagoong Cilaku Kab. Cianjur belum dilakukan orang sehingga peneliti menganggap bahwa kasus ini dapat diangkat karena masih bersifat orisinal.

F. Hipotesis Penelitian.

Hipotesis adalah sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul[11].

Adapun Hipotesi dalam penelitian ini adalah :

H1 :

1. Terdapat pengaruh mata pelajaran akhlak terhadap prestasi belajar siswa MTs Negeri Rancagoong Kecamatan Cilaku Kabupaten Cianjur,

2. Terdapat pengaruh mata pelajaran akhlak terhadap prilaku siswa MTs Negeri Rancagoong Kecamatan Cilaku Kabupaten Cianjur,

3 Terdapat pengaruh mata pelajaran akhlak terhadap prestasi dan prilaku siswa Mts Negeri Rancagoong Kecamatan Cilaku Kabupaten Cianjur,

4. Terdapat Hubungan antara prestasi belajar dengan prilaku siswa siswa Mts Negeri Rancagoong Kecamatan Cilaku Kabupaten Cianjur

H0 :

1. Tidak terdapat pengaruh mata pelajaran akhlak terhadap prestasi belajar siswa MTs Negeri Rancagoong Kecamatan Cilaku Kabupaten Cianjur,

2. Tidak terdapat pengaruh mata pelajaran akhlak terhadap prilaku siswa MTs Negeri Rancagoong Kecamatan Cilaku Kabupaten Cianjur,

3. Tidak terdapat pengaruh mata pelajaran akhlak terhadap prestasi dan prilaku siswa Mts Negeri Rancagoong Kecamatan Cilaku Kabupaten Cianjur,

4. Tidak terdapat Hubungan antara prestasi belajar dengan prilaku siswa siswa Mts Negeri Rancagoong Kecamatan Cilaku Kabupaten Cianjur

G. Langkah-langkah Penelitian

Dalam penelitian ini pnulis menggunakan langkah-langkah berikut :
1) Penentuan Jenis data; 2) Penentuan sumber data; 3) Menentukan metode dan teknik pengumpulan data; dan 4) Menentukan tknik dan tahapan analisis data. Langkah-langkah penelitian pada penelitian ini secara rinci di paparkan sebagai berikut:

1. Penentuan Jenis Data.

Data pada penelitian ini beruapa data kualitatif dan data kuantitaif. Data kualitatifnya merupakan data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara sedangkan data kuantitatif pada penelitian ini adalah data yang dipeoleh dari hasil pengisian angket yang diberikan kepada sejumlah responden yang telah ditetapkan sebagai sampel penelitian.

2. Penentuan Sumbar Data

Sumber data pada penelitian ini terdiri dua point utam, yaitu : a) Lokasi Penelitian dan b) Populasi dan sampel. Uraian selengkapnya sebagai berikut :

a) Lokasi Penelitian.

Penelitian dilaksanakan di MTs Negeri Rancagoong Kecamatan Cilaku Kabupaten Cianjur, lokasi dipilih karena penulis bertugas disekolah tersebut sebagai guru mata pelajaran aqidqh akhlaq.

b) Populasi dan Sampel

Populasi adalah sekelompok subjek, baik manusia, gejala, nilai tes benda-benda ataupun peristiwa[12]. Atas dasar batasan ini, maka dapat ditetapkan bahwa yang dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII, berdasrkan buku induk siswa maka dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang terdaftar pada sekolah ini adalah 261 orang. Mereka terbagi ke dalam 6 kelas yang masing-masing terdiri dari 44 orang.

c) Sampel

Yang dimaksud dengan sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti, dianggap mewakili terhadap seluruh populasi dan diambil dengan menggunakan teknis tertentu[13], Adapun penarikan sampelnya mengacu kepada pendapat Suharsimi Arikunto yang menyatakan bahwa- jika populasi lebih dari 100, maka sampel dapat diambil antara 10 -15 %, atau 20 - 25 % atau lebih sersuai dengan kemampuan peneliti[14]

Oleh karena totalitas populasi yang dihadapi penulis relatif sedikit diatas angka 100, maka penulis memutuskan untuk menarik sampel sebesar 40 % dari populasi tersebut. Ini berarti sampel penelitian ini adalah 25 % x 160 = 64 0rang.

3. Metode dan Teknik Pengumpulan Data

a. Metode Pengumpulan Data.

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penellitian deskriptif berpola korelasional. Metode ini mencoba menjawab permasalahan yang ada. Adapun ciri-ciri metode deskriptif :

1) Memusatkan diri pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang pada masalh-masalah yang aktual.

2) Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa.

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa deskriptif berpola korelasional memungkinkan peneliti untuk melakukan deskripsi dan interpretasi terhadap peristiwa-peristiwa, fakta dan karakteristik populasi yang sudah terjadi, pendapat yang sedang tumbuh, proses yang sedang berlangsung maupun akibat atau efek yang terjadi dalam hubungannya dengan masa kini.

b. Teknik Pengumpulan Data.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu : teknik pengumpulan data pokok dan tekhnik pengumpulan data pelengkap. Uraiannya sebagai berikut :

1) Angket

Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden yaitu sebagai laporan tentang pribadi atau hal-hal yang diketahui[15]. Angket ini diberikan kepada seluruh siswa yang dijadikan sampel siswa. Melalui teknik ini para siswa diharapkan dapat memberikan keterangan dengan mengisi atau menjawab beberapa alternatif jawaban yang yang telah disediakan.

2). Observasi

Observasi yaitu suatu cara untuk mengadakan suatu evaluasi dengan cara mengamati, mencatat sistematis, logis dan rasional meneganai fenomena-fenomena yang diselidiki[16]. Observasi dilakukan untuk mengetahui data gambaran umum MTs Negeri Rancagoong Kecamatan Cilaku Kabupaten Cianjur.secara langsung maupun tidak langsung.

3) Wawancara

Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oelh pewancara untuk mempeoleh sebuah informasi dari yang diwawancara[17] Wawancara dilakukan karena dalam penelitian ini terdapat data yang tidak bisa dipeoleh dengan jelas melalui observasi dan penyebaran angket misalnya keluhan, harapan, pendapat, dan penjelasan sesorang seperti penjelasan siswa, guru, dan kepala sekolah yang berkaitan langsung dengan masalah yang diteliti. Bentuk wawancara yang dilakukan adalah interview pribadi

4) Studi Kepustakaan

Untuk memperoleh teori-teori yang menyangkut motivasi belajar siswa serta perilaku mereka, diperlukan buku-buku atau bahan yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti. Studi kepustakaan yang dimaksud adlah pendayagunaan informasi yang terdapat dalam berbagai literatur untuk menggali konsep dasar yang ditemukan para ahli untuk membantu memecahkan masalah dalam penelitian ini.

5) Kajian Pustaka.

Menurut hemat penulis penelitan yang sekarang dilakukan, belum ada penelitian sebelumnya mengenai judul yang penulis angkat.

6) Analisis Data.

Setelah data terkumpul, langkah yang dilakukan adalah menganalisis data yang bersifat kualitatif yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara. Data ini akan dianalisis dengan mengguanakan logika, sedangkan data yang bersifat kuantitatif yang diperoleh melalui angket akan dianalisis dengan menggunakan perhitungan statistik.

  1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah analisis yang digunkan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum dan generalisasi

b. Analisis korelasi dan Regresi

Setelah kedua data variabel dianalisis secara terpisah maka langkah selanjutnya adalah menganalisis hubungan antar variabel X (latar belakang tingkat pendidikan orang tua) dengan variabel Y ( motivasi belajar siswa) sebagai berikut:

1. Membuat tabel untuk mencari harga-harga yang diperlukan untuk pengujian linieritas regresi serta analisis koefisien korelasi.

2. Menetapkan rumus persamaan regresi linier

3. Menentukan linieritas regresi

DAFTAR PUSTAKA

Abin Syamsudin. Psikolog Pendidikan, (Bandung : PT Ramaja Rosda Karya, 1996 ), Hlm, 39

Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, hlm. 154 – 155.

Ahmad Tafsir, Filsafat Pendidikan Islami (Bandung: Remaja Rosda karya. 2006). Hlm 299

Anas Isma’il Abu Daud, Dalilu As-Sailin, ( Al-Mamlakah Al-Arabiyah As-Su’idyah, tt ). hlm 15.

Anonimaous, UU No 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan.

Arikunto, Metodologi Penelitian ( 1998 ) Hlm. 31

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT remaja Rosda Karya. 2005), Hlm. 56.

Nana Syaodah Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung : Remaja Rosda Karya, Thn 2007), Hlm 251

Sahilun Nasir yang dikutip oleh Yatimin Abdullah, studi Akhlak Dalam perspektif Al-Qur’an ( Jakarta : Amzah, 2007 ) hlm 2.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jkarta : Rineka Cipta, Thn 1997), Hlm. 67.

Winarno Surachmad ,Metodologi Reaserch (Bandung : transito Tjn 1990 ), Hlm. 134



[1]. Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, hlm. 154 – 155.

[2] .UU Sisdiknas 2003, Hlm.7

[3]. Ahmad Tafsir, Filsafat Pendidikan Islami (Bandung: Remaja Rosda karya. 2006 ). Hlm 299

[4] . Arikunto, Metodologi Penelitian ( 1998 ) Hlm. 31

[5]. Anonimaous, UU No 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan.

[6]. Anas Isma’il Abu Daud, Dalilu As-Sailin, ( Al-Mamlakah Al-Arabiyah As-Su’idyah, tt ). hlm 15.

[7]. Sahilun Nasir yang dikutip oleh Yatimin Abdullah, studi Akhlak Dalam perspektif Al-Qur’an ( Jakarta : Amzah, 2007 ) hlm 2.

[8] . Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT remaja Rosda Karya. 2005), Hlm. 56.

[9] .Abin Syamsudin. Psikolog Pendidikan, (Bandung : PT Ramaja Rosda Karya, 1996 ), Hlm, 39

[10] .Uzer Usman dan Lilis S, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, ( Bandung : PT remaja Rosda karya, 1993), Hlm. 11-115

[11] . Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jkarta : Rineka Cipta, Thn 1997), Hlm. 67.

[12] . Winarno Surahmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, (Bandung : Tarsito , Thn 1990), Hlm.93

[13] . Nana Syaodah Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung : Remaja Rosda Karya, Thn 2007), Hlm 251

[14] . Suharsimi Arikunto, Prosedur, Hlm. 139.

[15] . Suharsimi Arikunto, Prosedur, Thn 2002, Hlm. 128,

[16] .Winarno Surachmad ,Metodologi Reaserch (Bandung : transito Tjn 1990 ), Hlm. 134

[17] . Suharsimi Arikunto, Prosedur, Thn 2002, Hlm. 132,

0 komentar: