Jangan Lupa FOLLOW Blog ini Ya.....

NABI DI MADINAH

NABI DI MADINAH
A. Mempersatukan Kaum Muhajirin dan Anshar
Nabi Muhammad saw melakukan hijrah semata-mata karena perintah Allah SWT. Kaum Muhajirin artinya orang-orang yang berhijrah (pindah) bersama Nabi dari Mekkah ke Madinah. Mereka hanya berbekal iman yang terguh kepada Allah dan cinta kepada Rasulullah, harta, rumah serta saudara yang belum masuk Islam mereka tinggalkan.
Di madinah Nabi disambut meriah oleh kaum Anshar yaitu orang yang menolong dan menyambut kedatangan Nabi di Madinah, mereka saling berlomba menolong Nabi dan pengikutnya dari Mekkah, kedua kaum ini diikat dengan tali persaudaraan seiman. Nabi mempersaudarakan kaum muhajirin dan Anshar bukan hanya sebagai kelompok, tetapi juga sebagai saudara secara pribadi.

B. Membina Masyarakat Madinah
Melihat rakyat Madinah yang bersemangat, dan memberi harapan kepada Nabi untuk membangun masyarakat muslim di madinah, Nabi mengadakan berbagai kegiatan, diantaranya:
1. Sesampainya Nabi di Madinah, beliau membangun sebuah masjid yang berfungsi bukan hanya sebagai tempat ibadah melainkan sebagai pusat kegiatan dakwah dan penyaiaran Islam, masjid ini bernama Masjid Nabawi. Disinilah Nabi mengajrkan cara membangun masyarakat yang kokoh berdasarkan tali persaudaraan, tolong-menolong sayang menyayangi dan lain sebagainya. Akhirnya seluruh penduduk Madinah secara ikhlash menyatakan diri masuk Islam.
2. Mengikat perjanjian damai dengan orang non muslim meskipun jumlah mereka sedikit, namun perjanjian tersebut tidak bertahan lama, karena orang Yahudi melanggarnya. Adapun perjanjiannya sebagai berikut:
a. Orang Islam dengan Yahudi harus rukun sebagai satu bangsa.
b. Kedua belah pihak bebas menjalankan agamanya masing-masing dan tidak mengganggu.
c. Jika salah satu pihak diserang musuh, maka kedua pihak harus saling membantu.
d. Jika Madinah diserang musuh maka kedua belah pihak wajib mempertahankannya.
e. Jika terjadi perselisihan, maka Nabi-lah yang menjadi Hakim untuk mendamaikannya.
3. Menyusun Pemerintahan Islam yang berdaulat di Kota madinah. Di bawah pimpinan Rasululloh saw sendiri beliau membangun pemerintahan, angkatan perang, perekonomian, dan melaksanakan hukum-hukum Islam.

C. Fathul Makkah
Setelahnya perjanjian hudaibiyah batal, secara diam-diam Nabi saw beserta sahabat-sahabat beliau mempersiapkan untuk menuju Mekah. Nabi tidak mengharapkan perang terjadi di sana, kecuali jika Quraisy yang memulainya, kedatangan nabi dan kaum Muslimin ke Mekah bukan untuk balas dendam. Nabi bersama 10.000 pasukan Islam memasuki kota Mekah, peristiwa ini terjadi pada tahun ke-9 Hijrah.
Abu Sufyan aalah salah satu orang berpengaruh bagi quraisy sengaja mengintai pasukan Nabi dengan harapan ia akan ditangkap, ia pun ditangkap namun Abu Sufyan diperlakukan dengan terhormat, akhirnya ia pun masuk Islam. Nabi memerintahkan pamannya Abbas untuk mengantar Abu Sufyan melihat dari bukit para tentara Islam yang datang bersama Nabi sedang berkemah.
Keesaokan harinya Nabi memerintahkan Abu Sufyan untuk menyampaikan pesan kedatangan nabi berserta bala tentaranya ke Mekah dengan pesan Nabi “barang siapa masuk kedalam rumah masing-masing dan menutup pintu, maka ia akan aman. Siapa yang berlindung di Masjid ia aman, dan siapa yang masuk ke rumah Abu Sufyan ia aman”.
Tanpa perlawanan yang berarti dari kaum Quraisy akhirnya Nabi dapat memasuki Kota Mekah dengan selamat dan mebawa kemenangan atas kota Mekah (Fathul Mekah). Peristiwa ini terjadi pada waktu Subuh tanggal 21 bulan Ramadhan tahun ke – 9 Hijarah.

NABI WAFAT
A. Haji Wada’
Haji Wada’ artinya haji perpisahan, maksudnya haji yang pertama dan terakhir bagi Nabi Muhammad saw, terjadi pada tahun ke-10 Hijrah, karena baru tahun itulah kaum muslimin mendapat kebebasan dan kesempatan untuk melakukan ibadah haji, dan Nabi sendiri menjadi Amirul Hajj.
Dalam haji tersebut nabi berkhutbah yang isinya:
1. Akidah Islam, agama yang benar disisi Allah
2. Agar memiliki, memlihara, dan menumbuhkan akhlak mulia untuk diri sendiri dan orang lain.
3. Agam mempererat tali persaudaraan sesama manusia.
Pada saat itu turunlah wahyu terakhir Surat Al-maidah ayat 3 yang artinya:
“Pada hari ini telah ku sempurnakan untukmu Agamamu, dan telah ku cukupkan bagimu ni’matKu, dan telah Kuridhai Islam itu amenjadi Agama bagimu”

B. Pesan terakhir
Beberapa hari sebelum Nabi wafat, beliau mengumpulkan seluruh kaum Muslimin di Masjid, dan beliau berpesan:
“Segala Puji Bagi Allah SWT, yang tiada Tuhan melainkan Dia, barang siapa yang pernah ku pukul punggungnya, inilah punggungku siap menerima pembalasan!, dan barang siapa yang pernah ke dicemarkan kehormatannya, sekarang aku bersedia dicemarkan kehoirmatanku. Dendam kesumat bukanlah tabiaatku, aku lebih menyukai orang yang mengambil haknya dariku, kalau ia memeng mempunyai hak atas sesuatu yang ada padaku, pasti akan ku berikan dan aku akan merasa lega pada saat bertemu Allah nanti”.
Ada dua hal lagi yang beliau pesankan:
1) Wahai sekalian manusia! Sesungguhnya aku tinggalkan pada kalian yang jika berpegang teguh kepadanya, niscaya kalian tidak akan tersesat selamanya, yaitu dua perkara: Al-Qur’an dan Sunnah Rosululloh (Hadits), Hai manusia dengarkanlah apa yang ku ucapkan niscaya kalian hidup baik dengannya.
2) Beliau tidak meninggalkan harta kekayaannya untuk diwarisi kepada sanak keluarganya, dan tidak pula mewariskan siapa penggantinya sebagai khalifah.

C. Nabi Wafat
Nabi mulai sakit keras sejak terakhir bulan safar tahun 11 Hijrah, beliau merasa pusing-pusing, meskipun beliau dapat menahan sakitnya, namun keadaan itu makin lama dirasakan makin berat, sehingga pada suatu subuh beliau tidak mengimami sholat di masjid, dan para sahabat saling bertanya-tanya “kenapa dengan Rasululloh?”. Selama Nabi sakit Abu Bakarlah yang menggantikan Imam di masjid.
Selama beliau sakit, beliau tinggal di rumah Siti Aisah. Suatu saat suhu tubuh beliau tinggi dan beliau meminta kepada keluarganya untuk diambilkan air untuk mendinginkan badannya, setelah dingin beliau meminta kepada Al-Fadhl (Saudara misannya putra Abbas) untuk menggandeng beliau ke masjid dan meminta seluruh jema’ah dikumpulkan. Pada saat itu Rasulullah tampak letih dan mengenakan kerudung di kerpalanya. Rasa sedih yang terpancar dari para jema’ah siang itu karena sang utusan Allah kini sakit parah dan semakin lemah.
Rasulullah merasa penyakitnya bertambah berat, putri beliau fatimah tidak tega milhat sang Ayah menderita seperti itu, tetapi beliau berkata pada Fatimah “ Anakku, sesudah hari ini ayah tidak akan menderita lagi”. Dan ternyata keesokan harinya tanggal 12 Robiul Awwal Rasulullah menghembuskan nafas terakhirnya Inna Lillahi Wainna Ilaihi Roji’un. Beliau wafat di usianya tang ke 64 tahun.

IMAN KEPADA HARI KIAMAT
Kiamat terbagi 2 yaitu Shugro dan Kubro. Kiamat sughro artinya kiamat kecil seperti bencana alam, kematian, sakit dan musibah lainnya. Kiamat kubro artinya kiamat besar yaitu matinya semua makhluk bernyawa dan hancurnya alam semesta.
Ada beberapa hari setelah hari kiamat tiba yaitu:
Yaumul Ba’ats = Hari dibangkitkannya manusia dari kubur
Yaumul Mahsyar = Hari dikumpulkannya seluruh manusia dari zaman Adam sampai akhir kehidupan manusia.
Yaumul hisab = Hari dimana amal manusia dihitung, dipisahkan amal baik dan amal buruk.
Yaumul mizan = Hari dimana amal manusia ditimbang untuk menentukan amal mana yang lebih banyak
Yaumul jaza/Yaumud din = hari dimana amal manusia diganjar (dibalas) oleh allah, jika amal kebajikan yang lebih berat maka Syrgalah balasannya, dan jika amal keburukan yang lebih berat maka Nerakalah balasannya.

IMAN KEPADA QODO DAN QODAR
Qodo artinya peraturan atau ketentuan Allah. Sedangkan Qodar adalah ketentuan Allah yang telah berlaku (takdir). Qoda dan qodar biasa juga disebut Takdir. Takdir dibagi menjadi 2, yaitu Mubram dan mu’allaq.
Mubram artinya takdir yang tidak dapat dirubah, seperti orang yang sudah meninggal tidak dapat hidup kembali, anak yang dilahirkan tidak bisa dimasukan kedalam rahim kembali dan lain-lain.
Sedangakan takdir mu’allaq adalah takdir yang masih dapat berubah selama manusia itu memiliki keinginan dan harapan untuk berubah. Seperti anak yang bodoh dengan belaajr menjadi pintar, orang yang miskin dengan bekerja keras menjadi kaya, dan lain sebagainya, bahkan sebaliknya orang yang tadinya kayak arena malas bekerja menjadi sengsara, orang yang tadinya sehat karena malas menjaga kebersihan akhirnya sakit dan lain-lain.

Ketentuan Baik dan Buruk
Allah tidak akan membebankan sesuatu kepada hambaNya jika hambanya tidak mampu untuk memikulnya, Allah selalu memberikan yang terbaik kepada HambaNya, untuk itu sesungguhnya ketentuan baik itu datangnya dari Allah, dan ketentuan buruk itu semata-mata dari manusia itu sendiri.




PAI kls. 6 sms 1

0 komentar: