Jangan Lupa FOLLOW Blog ini Ya.....

Mengajarkan Aqidah Akhlak Dengan Model Pembelajaran Berpikir induktif

Oleh Muhammad Nurdin Al-Aziz M.Ag

Mata Pelajaran : Aqidah Akhlak
Kls : XI
Standar Kopetensi : Memahami Aliran-Aliran Ilmu Kalam
Model Pembelajaran : Model Pembelajaran Berpikir Induktif

Salah satu dari berbagai Model Pembelajaran yang bisa di pakai untuk mengajarkan Aqidah Akhlak Dengan Materi Memahami Aliran-Aliran Iimu Kalam adalah Model Pembelajaran Berpikir induktif, Model pembelajaran berpikir induktif merupakan karya besar Hilda Taba. Suatu strategi mengajar yang dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengolah informasi atau strategi mengajar untuk mengembangkan keterampilan berpikir siswa.
A. Orientasi Model
Model pembelajaran induktif adalah sebuah pembelajaran yang bersifat langsung tapi sangat efektif untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dan keterampilan berpikir kritis. Pada model pembelajaran induktif guru langsung memberikan presentasi informasi-informasi yang akan memberikan ilustrasi-ilustrasi tentang topik yang akan dipelajari siswa, selanjutnya guru membimbing siswa untuk menemukan pola-pola tertentu dari ilustrasi-ilustrasi yang diberikan tadi.
Model pembelajaran induktif dirancang berlandaskan teori konstruktivisme dalam belajar. Model ini membutuhkan guru yang terampil dalam bertanya (questioning) dalam penerapannya. Melalui pertanyaan-pertanyaan inilah guru akan membimbing siswa membangun pemahaman terhadap materi pelajaran dengan cara berpikir dan membangun ide. Tingkat keefektifan model pembelajaran induktif ini, jadinya-sangat tergantung pada keterampilan guru dalam bertanya dan mengarahkan pembelajaran, dimana guru harus menjadi pembimbing yang akan untuk membuat siswa berpikir.
Model pembelajaran induktif menjadi sangat efektif untuk memicu keterlibatan yang lebih mendalam dalam hal proses belajar. Model ini secara otomatis bila digenjot dengan baik oleh guru, juga akan meningkatkan motivasi belajar siswa., dengan catatan, guru dapat menciptakan kondisi dan situasi belajar yang kondusif dan siswa merasa aman dan tak malu/takut mengeluarkan pendapatnya.
Model Pembelajaran Berpikir Induktif bertujuan untuk membangun mental kognitif. Karena itu modul ini untuk mengembangkan kemampuan berpikir.
Model ini dikembangkan atas dasar beberapa postulat sebagai berikut:
1. Kemampuan berpikir dapat diajarkan;.
2. Berpikir merupakan suatu transaksi aktif antara individu dengan data.Artinya, dalam seting kelas, bahan-bahan ajar merupakan sarana bagi siswa untuk mengembangkan operasi kognitif tertentu. Dalam seting tersebut, mana siswa belajar mengorganisasikan fakta ke dalam suatu sistem konsep, yaitu (a) saling menghubung-hubungkan data yang diperoleh satu sama lain serta membuat kesimpulan berdasarkan hubungan-hubungan tersebut, (b) menarik kesimpulan berdasarkan fakta-fakta yang telah diketahuinya dalam rangka membangun hipotesis, dan (c) memprediksi dan menjelaskan suatu fenomena tertentu. Guru, dalam hal ini, dapat membantu proses internalisasi dan konseptualisasi berdasarkan informasi tersebut;
3. Proses berpikir merupakan suatu urutan tahapan yang beraturan (lawful). Artinya, agar dapat menguasai keterampilan berpikir tertentu, prasyarat tertentu harus dikuasai terlebih dahulu, dan urutan tahapan ini tidak bisa dibalik. Oleh karenanya, konsep tahapan beraturan ini memerlukan strategi mengajar tertentu agar dapat mengendalikan tahapan-tahapan tersebut.
B. Prosedur Pembelajaran
Postulat yang diajukan Taba di atas menyatakan bahwa keterampilan berpikir harus diajarkan dengan menggunakan strategi khusus. Menurutnya, berpikir induktif melibatkan tiga tahapan dan karenanya ia mengembangkan tiga strategi cara mengajarkannya. Strategi pertama adalah pembentukan konsep (concept formation) sebagai strategi dasar, kediia, interpretasi data (data interpretation) dan ketiga adalah penerapan prinsip (application of principles).
Strategi 1: Pembentukan Konsep
Tahapan pertama ini terdiri dari tiga langkah yaitu
1. mengidentifikasi data yang relevan dengan permasalahan,
2. mengelompokkan data atas dasar kesamaan karakteristik dan
3. membuat kategori serta memberi label, pada kelompok-kelompok data yang memiliki kesamaan karakteristik.
Strategi 2: Interpretasi Data
Strategi kedua ini merupakan cara mengajarkan bagaimana menginterpretasi dan menyimpulkan data. Sama halnya dengan strategi pertama (pembentukan konsep), cara ini dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tertentu.
Strategi 3: Penerapan Prinsip
Strategi 3 merupakan kelanjutan dari strategi pertama dan kedua. Setelah siswa dapat merumuskan suatu konsep, menginterpretasikan dan menyimpulkan data, selanjutnya mereka diharapkan dapat menerapkan suatu prinsip tertentu ke dalam suatu situasi permasalahan yang berbeda.. Atau siswa diharapkan dapat menerapkan suatu prinsip untuk menjelaskan suatu fenomena baru.
Dari strategi-strategi di atas dapat di simpulkan bahwa Prosedur Pembelajaran Berpikir Induktif terdiri atas tiga strategi, di mana setiap strategi terdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut:
1. Strategi 1: Pembentukan Konsep, meliputi langkah-langkah:
1.1. membuat daftar konsep;
1.2. pengelompokkan konsep berdasarkan karakteristik yang sama;
1.3. pemberian label atau kategorisasi.
2. Strategi 2: Interpretasi Data, meliputi langkah-langkah:
2.1 mengidentifikasi dimensi-dimensi dan hubungan-hubungannya;
2.1.1. menjelaskan dimensi-dimensi dan hubungan-hubungannya;
2.1.2. membuat kesimpulan
2.2. Strategi 3: Penerapan Prinsip, meliputi langkah-langkah:
2.2.1. membuat hipotesis, memprediksi konsekuensi;
2.2.2. menjelaskan teori yang mendukung hipotesis atau prediksi;
2.2.3. menguji hipotesis/prediksi.
C. Struktur Sosial dalam Pembelajaran
Struktur sosial dalam pembelajaran menjadi ciri lingkungan kelas yang sangat dibutuhkan untuk belajar melalui model pembelajaran induktif. Model pembelajaran induktif mensyaratkan sebuah lingkungan belajar yang mana di dalamnya siswa merasa bebas dan terlepas dari resiko takut dan malu saat memberikan pendapat, bertanya, membuat konklusi dan jawaban. Mereka harus bebas dari kritik tajam yang dapat menjatuhkan semangat belajar.

D. Peran Guru Dalam Model Pembelajaran Induktif
Saat pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran induktif, guru telah menyiapkan perangkat-perangkat yang akan membuat siswa beraktivitas dan mengobarkan semangat siswa untuk melakukan observasi terhadap ilustrasi-ilustrasi yang diberikan, melalui pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru. Sekali lagi, diingatkan, bahwa model pembelajaran induktif memerlukan keterampilan bertanya yang bagus dari guru. Selain itu guru juga harusmenjaga siswa agar perhatian mereka tetap pada tugas belajar yang diberikan, dan selalu menunjukkan ekspektasi positif terhadap pencapaian hasil belajar siswa-siswanya.
Kesuksesan proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran induktif juga bergantung pada contoh-contoh /ilustrasi yang digunakan oleh guru serta kemampuan guru membimbing siswa untuk melakukan analisis terhadap contoh/ilustrasi yang diberikan.

E. Dampak-Dampak Instruksional dan Pengiring
Model pembelajaran dan pengajaran induktif dirancang untuk melatih siswa membuat konsep dan, sekaligus, untuk mengajarkan konsep-konsep dan cara penerapannya (generalisasi) pada mereka. Model ini mengajar minat siswa pada logika, minat pada bahasa dan arti kata-kata, dan minat pada sifat pengetahuan. Gambar di bawah menampilkan dampak-dampak instruksional dan pengiring dari model induktif.














Model ini terkadang dianggap hanya cocok untuk orang dewasa. Padahal, sebenarnya tidak. Siswa-siswa di seluruh tingkatan umur dapat memproses informasi dengan kaya. Walaupun materi pendidikan perlu diperkaya dengan pengalaman konkrit, anak-anak kecil sebenarnya bisa belajar berpikir dengan baik. Begitu juga, model- model instruksional yang berorientasi pada penelitian telah berbalik menjadi obat pendidikan terbaik bagi siswa-siswa yang memang lamban dan memiliki sejarah belajar yang sangat buruk.
Pola berpikir yang baik selalu mengombinasikan dua hal, yaitu disiplin dan fleksibiitas. Jika kita membantu siswa menjadi pemilkir yang hebat dan fleksibel, kita harus menguasai paradoks-paradoks dan membuat lingkungan-lingkungan yang menawarkan tantangan dan dukungan kuat tanpa perlu memaksakan kemampuan siswa.

F. Contoh Kongkrit Mengajarkan Aqidah Akhlak Dengan Model Berpikir Induktif Dengan Standar Kopetensi Memahami Aliran-Aliran Ilmu Kalam
Esensi proses induktif adalah pengumpulan dan penyaringan informasi tanpa henti; pernbanguan; khususnya katagori-kotagori konseptual atas daerah-daerah informasi; penciptaan hipotesis untuk dieksplorasi dalam upaya memahami hubungan-hubungan yang lebih baik atau menyediakan solusi untuk berbagai masalah; dan perubahan pengetahuan menjadi keterampilan yang memiliki aplikasi praktis.
Dari pemaparan diatsad mengenai Tahap-tahap model induktif dapat disimpulkan kedalam 4 tahapan, yaotu: (1). mengidentifikasi topik atau masalah, (2) mengelompokkan objek-objek ini menjadi katagori-katagori yang anggotanya memiliki sifat umum,(3) menafsirkan data dan mengembangkan data tersebut bisa dimanipulasi secara simbolis, dan (4) mengubah katagori-katagori menjadi keterampilan atau hipotesis.
Untuk melibatkan siswa dalam aktivitas induktif, Taba (1966, 1967) membuat gerakan-gerakan pengajaran dalam bentuk tugas-tugas yang diberikan pada siswa,contoh nya dalam mempelajari ilmu kalam., Guru menyuruh siswa untuk "Melihat data tentang aliran-aliran yang ada di dunia" yang hasilnya akan mendorong siswa untuk membuat file data tentang aliran-aliran yang ada di dunia, selanjutnya Guru mengasih tugas " tentukan persamaan dan perbedaan dari semua aliran yang ada di dunia". Soal ini agaknya membuat siswa mengelompokan hal-hal yang telah mereka daftar. Contoh daftar aliran-aliran:


Kehendak Daya Perbuatan Aliran
Tuhan Tuhan Tuhan Jabariah
Manusia Manusia Manusia Mu’tazilah
Tuhan Tuhan (efektif)
Manusia (Tidak Efektif) Tuhan (Sebenarnya)
Manusia (Kiayasan) Asy’ariah

Dari daftar di atas siswa dapat menyimpulkan dengan mengguakan symbol-simbol, contohnya sebagai berikut:
Konsepsi Aliran Jabariyah dapat digambarkan sebagai yang terdapat dalam Gambar sebagai berikut:




MT
KMT
MBJ
KMBJ




Keterangan:
MT : Mengetahui Tuhan
KMT : Kewajiban Mengetahui Tuhan
MBJ : Mengetahui Baik Dan Jahat
KMBJ: Kewajiban Mengerjakan Yang Baik dab Menjauhi Yang Jahat
Konsepsi Aliran Mu’tazilah dapat digambarkan sebagai yang terdapat dalam Gambar sebagai berikut:




MT
KMT
MBJ
KMBJ



Keterangan:
MT : Mengetahui Tuhan
KMT : Kewajiban Mengetahui Tuhan
MBJ : Mengetahui Baik Dan Jahat
KMBJ: Kewajiban Mengerjakan Yang Baik dab Menjauhi Yang Jahat












Konsepsi Aliran Asariyah dapat digambarkan sebagai yang terdapat dalam Gambar sebagai berikut:




MT KMT

MBJ KMBJ





Keterangan:
MT : Mengetahui Tuhan
KMT : Kewajiban Mengetahui Tuhan
MBJ : Mengetahui Baik Dan Jahat
KMBJ: Kewajiban Mengerjakan Yang Baik dab Menjauhi Yang Jahat

Setelah Proses di atas guru menyuruh siswa untuk mengkorelasikan Pendapat-pendapat aliran tersebut yang akan menuntun penafsiran yang lebih jauh dan pengembangan hipotesis-hipotesis (mereka akan menemukan bahwa ada kolerasi terbalik antara pendapat-pendapat aliran kalam tersebut). Perkembangan skil akan muncul keika siswa dapat membuat prediksi-prediksi tentang efek dari pendapat aliran kalam tersebut terhadap masyarakat.





DAFTAR PUSTAKA

Joice & Weil
Models of Teaching

Harun Nasution,
Teologi Islam : Aliran Sejarah Analisa Perbandingan, UI-PRESS, 2002

http://pustaka.ut.ac.id/puslata/online.php?menu=bmpshort_detail2&ID=28

wawan-junaidi Dalam situs internet: http://wawan-junaidi.blogspot.com/2009/06/model-pembelajaran-berpikir-induktif.html

Muhammad Faiq Dzaki, Dalam situs internet: http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/03/model-pembelajaran-induktif-struktur.html

0 komentar: