Jangan Lupa FOLLOW Blog ini Ya.....

Ilmu Menurut Al-Qur'an

BAB I
PENGANTAR UMUM
1. Al Qur'an Tentang Ilmu Pengetahuan
Dalam arti disusun berdasarkan hasil penelitian dan perenungan manusia melainkan merupakan petunjuk bagi manusia yang mengajarkan apa-apa yang dapat diketahuinya melalui penelitian dan perenungan.
Di samping itu Al Qur'an juga mengajarkan apa-apa yang tidak dapat diketahui manusia karena berada di luar jangkauan penelitian dan perenungan.
Dan sejak pertama Al Qur'an memberikan dorongan yang sangat besar kepada setiap manusia untuk menuntut ilmu Allah SWT berfirman:
اقرأ باسم ربك الذي خلق خلق الاشان من علق. اقرأ وربك الاكرم. الذي علم باقلم علم الاءسان مالم يعلم
Artinya:
Bacalah dengan menyebut nama Allah yang telah menciptakan dia telah mencitakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah. Yang mengajar manusia dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak dapat diketahuinya. (QS. Al Alaq: 1-5)
Dan pada ayat lain Allah SWT menempatkan orang-orang yang beriman pada posisi yang sangat terhormat.
يرفع الله الذين امو منكم والذين أؤتوا العلم ذربات
Artinya:
Allah akan meninggalkan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
Bahkan kata ilmu dalam Al Qur’an disebutkan sebanyak 854 kali dengan berbagai bentuk yang mewujudkan arti pengetahuan.

2. Proses Memperoleh Pengetahuan serta Kegunaan Pengetahuan
Dalam bahasa Indonesia ilmu pengetahuan berasal dari kata ilmu dan pengetahuan; masing-masing mempunyai arti tersendiri. Ilmu dalam bahasa Arab ilm; artinya kejelasan/memahami sesuatu. Ilmu berbeda dengan ma’rifat. Ilmu adalah memahami (totalitas) berdasarkan dalil. ma’rifat ialah memahami bagian-bagiannya.
Firman Allah tentang ilmu:
وما تدنر ي نفس ما فاتكشب غزا وما توري نفس بأي الض تموات
Artinya:
Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok dan tidak seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana ia akan mati.
Pada dasarnya potensi yang dimiliki oleh manusia untuk mengetahui sesuatu ada 3 macam:
1. Indera
2. Akal
3. Dan hati.
Dan dalam surat An Nas ayat 18 Allah menegaskan: Allah mengeluarkan kamu dari perut bumi dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu apapun dan Dia telah memberikan pendengaran, penglihata hati agar kamu bersyukur.

BAB II
POTENSI MANUSIA

1. Pengamatan Melalui Indera
Dalam surat Al Baqoroh ayat 259 Allah SWT menjelaskan artinya: Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang melalui sesuatu negeri yang (temboknya roboh) menutupi atapnya. Dia berkata bagaimana Allah menghidupkan kembali negeri ini setelah hancur? Maka Allah mematikan orang itu seratus tahun. Kemudian menghidupkannya kembali. Allah bertanya berapa lama kamu tinggal di sini. Ia menjawab? Saya telah tinggal di sini sehari/setengah hari. Allah berfirman? Sesungguhnya kamu tinggal di sini seratus tahun lamanya. Lihatlah kepada makanan dan minuman yang belum berubah. Dan lihatlah kepada keledai kamu (yang telah menjadi) tulang belulang. Kami akan menjadikan kamu tanda kekuasaan kami bagi manusia.
2. Pengamatan Melalui Akal
Keterbatasan dan kelemahan indera disempurnakan oleh akal-akal. Akal dapat mengoreksi kesalahan pengetahuan inderawi sebab akal mempunyai kemampuan untuk mengetahui objek-objek yang logis.
Dan Al Qur'an mengakui akal sebagai salah satu untuk mendapatkan pengetahuan dan Al Qur'an surat Al Baqoroh yang berfirman:
ان فى خلق السموات والارض وختلاف الليل والنهار والفلك النبي تجري فرالجر بما ينفع الناس وما أنزل الله من السماء من ماء فأخيابه الارض بعدمر تها وبث فيصامن كل فاية وتصريف الرياح والسحاب المخربين السماء والارض لايات لقوم يعقلوان (البقرة: 124)
Artinya:
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi silih bergantinya siang dan malam. Bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang telah Allah turunkan dari langit berupa air itu hidupkan bumi sesudah mati keringnya dan disebarkan di bumi itu segala jenis hewan dan pengisaran angin dan awan yang dikembalikan antara langit dan bumi (sungguh) terdapat tanda-tanda kekusan dan kebesaran Allah bagi kaum yang memikirkan.
Pengetahuan: Bahwa Allah SWT itu ada, Maha Kuasa dan pintar diperoleh melalui akal. Bukan dengan melalui indra. Al Qur'an juga mencela orang yang tidak menggunakan akal dan mendahulukan indranya dan beramal mencari pengetahuan.
Dengan demikian jelaslah bahwa Al Qur'an menetapkan akal sebagai salah satu untuk memperoleh pengetahuan, hanya orang yang menggunakan akalnya yang dapat menangkap pelajaran dari berbagai peristiwa di muka bumi ini.
3. Pengamatan Melalui Intuisi/Suara Hati
Selain indera dan akal, potensi yang dimiliki manusia untuk mengetahui pengetahuannya adalah potensi hati atau intuisi. Suara hati, moral (menurut Kant) kalbu atau dhamir (menurut al Ghazali) kemampuan indra dan akal itu berbatas, sedangkan potensi yang ketiga ini dapat memberikan peluang kepada manusia untuk memperoleh pengetahuannya dengan baik. Jika akal hanya dapat mengetahui objek abstrak yang logis, maka potensi hati dapat mengetahui objek abstrak supra logis (gaib).
Dalam Al Qur'an surat al Isra ayat 85 Allah berfirman:
وسألونك عن التروح قل الروح من امرد بي وما أوتيتم من الصلم الاقليلا (الاءسرا: 85)
Artinya:
Dan mereka bertanya kepadaku tentang roh: katakanlah roh itu termasuk urusan Tuhanmu dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit (QS. Al Isra: 85)

4. Pendapat Al Ghazali
Al Ghazali menjelaskan bahwa pengetahuan yang diterima oleh Nabi dan Rasulullah, bukanlah melalui indra dan akal melainkan melalui hati yang disebut wahyu.
Untuk mengasah kemampuan hati ini Al Qur'an menganjurkan agar manusia sering-sering mengyaksikan kekuasaan Allah SWT. Pada penciptaan bumi serta berbagai peristiwa yang tejadi padanya.
Potensi manusia yaitu indea, akal dan hati dapat berfungsi secara optimal melalui latihan. Latihan terbaik adalah dengan membiasakan ketiganya pada batas jelajah masing-masing. Serta mengupayakan koordinasi ketiganya di bawah bimbingan Imam sehingga membentuk sistem yang kokoh dan menghasilkan pengetahuan yang benar dan andal.
Ketajaman indra, kecerdasan otak (rasio) dan kepekaan hati merupakan komponen dominan dalam sistem tersebut. Pengetahuan manusia yang didapat dengan ketiga sarana tersebut bertingkat-tingkat dan pengetahuan Allah SWT: Berada di atas pengetahuan semua manusia. Firman Allah SWT:
نرفع ذرجات من نشاء وفوقا كل دي علم عليم
Kami tinggikan derajat orang yang kami kehendaki.
Dan di atas orang yang kami kehendaki dan di atas orang yang berpengetahuan itu ada lagi yang maha mengetahui.

BAB III
FUNGSI DAN KEGUNAAN ILMU PENGETAHUAN

Secara umum Al Qur'an menyatakan bahwa orang yang berilmu tidak sama dengan orang yang tidak berilmu. Allah SWT berfirman:
قل هل يستوي الذين يعلمون والذين لا يعلمون إنما يتذكر أولو الألباب
Artinya:
Katakanlah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui, sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.
Ringkasan dari berbagai aspek yang menganugrahkan kegunaan ilmu pengetahuan dapat disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan ialah:
1. Menyadari jati diri dan memahami berbagai kebaikan yang terkadang dengan ajaran syari’at.
2. Mengetahui rahasia alam metafisik.
3. Mengetahui rahasia alam fisika.
4. Memanfaatkan sumber daya alam dan sarana kehidupan yang luas.
5. Memenuhi tuntutan yang lebih baik.

0 komentar: